Para founder Nanoleaf yang berbasis di Hong Kong â Gimmy Chu, Christian Yan, dan Tom Rodinger yang dulunya mahasiswa jurusan teknik â sedang menjalankan sebuah misi untuk menemukan kembali penemuan sederhana yang tidak berubah selama lebih dari satu abad.
Hasilnya tak terduga dan indah. Bola lampu LED Nanoleaf adalah sebuah proyek origami geeky â produk ini terbuat dari silikon yang dilipat, bukan dari kaca. Menurut perusahaan ini, desain tersebut membuat bola lampu ini sangat hemat energi.
âSebagai seorang ilmuwan, Tom memiliki sudut pandang seorang teknisi,â kata Christian. âMengapa menggunakan bahan tambahan seperti kaca? Mengapa tidak membentuk papan sirkuit dalam bentuk bola lampu?â
(Baca juga: Demi menyelamatkan nyawa, Bill Gates mengajak penemu India âmenciptakan ulangâ toilet) Dengan setiap komponen yang dirancang dari awal, bola lampu ini menghemat energi hingga 87 persen dibandingkan berbagai LED yang sudah ada saat ini. Bola lampu tersebut menghasilkan 133 satuan cahaya per watt, hampir dua kali lipat lebih efisien daripada bola lampu Philip 22 watt. Desain bola lampu Nanoleaf ini memiliki keuntungan lain: efisiensi yang tinggi membuat tidak menjadi begitu panas, dan ini yang menjadikan bola lampu tersebut sebagai yang paling dingin dibanding lampu LED lainnya.
Dijual seharga USD 35 (sekitar Rp 399.000), yang tidak jauh beda dengan lampu LED lainnya, bola lampu Nanoleaf bisa dibilang tidak mahal mengingat ini bisa menghemat biaya dalam jangka panjang.
Meskipun demikian bola lampu Nanoleaf memiliki kekurangan. Bola lampu yang lebih efisien cenderung memiliki indeks rendering warna yang lebih rendah, yang berarti kurang menampilkan warna alam sekitar, yang membuat lingkungan menjadi kurang menarik. Ini akan berpengaruh pada sektor ritel dan makanan, serta beberapa pemilik rumah yang kritis.
Ini adalah masalah lain yang ingin diselesaikan tim Nanoleaf. Tim ini juga akan memperkenalkan pencahayaan dengan warna yang lebih kalem, yang cenderung dipilih pemilik rumah.
Tujuan startup ini adalah untuk memproduksi lampu sebanyak mungkin agar bisa dinikmati oleh banyak orang, karena itulah mereka memutuskan untuk mencari pendanaan.
Untungnya, konsep lampu hemat energi tersebut sangat menjual. Perusahaan ini berhasil mengumpulkan USD 273.000 dalam kampanye crowdfunding, yang berarti lebih dari sepuluh kali target mereka.
Selain itu, setelah kampanye, Nanoleaf juga menerima pendanaan yang jumlahnya tidak diungkapkan dari Horizon Ventures, sebuah VC milik orang terkaya di Asia, Li Ka-Shing.
âMereka tidak seperti VC pada umumnya,â kata Christian. âSelain uang, mereka memberikan dukungan strategis, membantu kami mengatur acara-acara pers, dan memperkenalkan orang-orang di bidang manufaktur, distribusi, dan pemasaran.â
Itulah sekilas informasi tentang, Bola lampu origami paling hemat energi di dunia. Seperti apa?. Berita ini diambil dari: https://id.berita.yahoo.com/bola-lampu-origami-paling-hemat-energi-di-dunia-094057526.html
Suka dengan berita di atas? Silakan LIKE atau ingin berbagi informasi tentang Bola lampu origami paling hemat energi di dunia. Seperti apa? ? Silakan Share
Semoga Anda senang dengan berita teknologi yang kami sajikan.
Salam,
Syaamil Gadget
0 Komentar untuk "Bola lampu origami paling hemat energi di dunia. Seperti apa?"
Note: only a member of this blog may post a comment.